Sunday, September 1, 2013

Main Saham ala Intelligent Investor - The Defensive Investor and Common Stocks



[Pos ini ©2013 oleh Willy billythepip.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Ulasan ini adalah kelanjutan dari Bab 4, dan mengacu pada Bab 5: The Defensive Investor and Common Stocks, hal 112 - 132.

Setelah pada bab sebelumnya Graham memberikan the big picture akan hal-hal yang bisa dilakukan investor pasif dalam melakukan investasi, pada bab ini Graham secara lebih dalam membahas strategi main saham yang bisa dilakukan pleh para investor pasif. 

Sekali lagi saya ingatkan, Graham memiliki pandangan yang sangat konservatif dalam bermain saham. Apa yang saya kemukakan pada bab ini mungkin akan terdengar keterlaluan, tetapi jika anda memilih menjadi Value Investor pasif, anda tentu harus mau berpikir dan bermain konservatif ala Graham.

Secara blak-blakan, Graham melarang investor pasif untuk membeli growth stock. Ini berarti saham-saham fast grower ala Peter Lynch yang harganya dengan cepat terus berlipat ganda sama sekali tidak boleh ada di dalam portofolio seorang investor pasif!

WADUH???

Tunggu, tunggu!! Sebelum anda memutuskan untuk merobek-robek atau bahkan membakar buku Intelligent Investor anda pribadi karena nasihat Graham yang sangat keterlaluan ini, Graham juga mengakui –walaupun masih dengan nada yang rada pesimis-, bahwa mungkin saja bagi seorang Intelligent Investor aktif untuk mencetak hasil yang fantastis dari portofolio saham growth-stock. Namun Graham juga mengingatkan bahwa kebanyakan orang tidak akan mau bersusah payah memeras keringat layaknya seorang investor aktif, jadi sebaiknya para rekan berpikir yang realistis saja sebagai seorang investor pasif.

Graham secara tersirat menyarankan para investor pasif untuk membatasi diri dengan bermain saham-saham perusahaan yang sudah mapan (bluechip) saja, atau lebih dipertegas lagi oleh Zwaig dengan menyarankan saham-saham bluechip pada Dow Jones Industrial Average di NYSE. Nasihat utama Graham bagi para investor pasif yang ingin bermain saham adalah: 
  1. Diversifikasi. Silakan pilih beberapa saham yang berbeda, dan juga selalu melihat kemungkinan investasi saham baru yang potensial. Juga kalau membeli beberapa saham, jangan semuanya dari sektor yang sama. Misalnya begini, jangan sampai portofolio saham anda hanya terdiri dari saham-saham perbankan semuanya macam saham BCA, BRI, Mandiri, BTN, BTPN, Danamon, dll. Kalau begitu cara mainnya, anda pasti celaka begitu sektor perbankan berdarah-darah karena diterkam beruang ganas!
  2. Investasi hanya pada saham-saham perusahaan besar, dikenal banyak orang, dan memiliki keuangan yang sehat. Pilih perusahaan yang sedikit hutangnya dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar.
  3. Investasi hanya pada perusahaan yang konsisten membagikan dividen. Ini untuk memastikan ada pemasukan rutin dari saham yang anda simpan.
  4. Sebaiknya saham yang anda pilih memiliki rasio P/E (PER) yang masih rendah dan tidak kelewat mahal. Mahal disini dari segi PER, dan bukan harganya belaka. Saham seharga 10 ribu rupiah bisa saja dinilai lebih murah daripada saham seharga 100 perak karena faktor PER ini.
Bagaimana dengan pasar modal Indonesia? Sayangnya tidak ada indeks yang ekivalen dengan DJIA di Indonesia, tetapi umumnya pemain saham Indonesia setuju bahwa saham-saham di indeks LQ-45 banyak yang tergolong bluechip dan bisa dibilang sedikit banyak memenuhi kriteria konservatif Graham. 

Sekedar informasi, indeks LQ-45 adalah indeks keluaran tim analis IDX dimana 45 saham di dalamnya tergolong paling aktif diperdagangkan (liquid) selama 1 tahun terakhir, dan saham-saham tersebut juga secara umum diakui sebagai pemimpin pasar modal Indonesia.
Indeks LQ-45 di IDX

Investor pasif bisa dengan mudah berinvestasi dengan membatasi diri dalam memilih saham-saham yang terdapat di indeks LQ-45 saja, dan dengan catatan saham-saham pilihan anda juga memenuhi semua kriteria konservatif yang dianjurkan Graham

Dengan kata lain, jangan langsung membeli suatu saham hanya karena saham tersebut terdaftar di indeks LQ-45! Anda juga harus sedikit memeras keringat, mencari tahu lebih jauh informasi tambahan tentang perusahaan yang sahamnya ingin anda beli, apakah memenuhi kriteria konservatif Graham atau tidak. 

Cara yang termudah untuk melakukan hal itu adalah dengan mengakses situs independen seperti Financial Times atau Reuters, lalu search bagaimana kinerja historis dan data terbaru dari perusahaan yang ingin anda investasikan sahamnya. Sebaiknya para rekan melakukan analisis sederhana ini secara rutin, misalnya setiap 2 minggu sekali, atau setiap 1 bulan sekali, atau paling tidak setiap 3 bulan sekali setelah perusahaan merilis laporan keuangan periode kuartal terbaru kepada publik.

Di sisi lain, setiap 6 bulan sekali yaitu pada bulan Februari dan Agustus, indeks LQ-45 akan diupdate oleh pihak IDX. Investor pasif tidak perlu repot-repot dan panik. Jika selama ini para rekan telah membeli saham dari indeks LQ-45 dan ternyata saham pilihan anda masih terdapat di indeks LQ-45 setelah diupdate, silakan saja teruskan investasi uang anda di saham tersebut. Jika saham pilihan anda terlempar keluar dari indeks LQ-45 -apalagi saham tersebut juga sudah tidak memenuhi kriteria konservatif Graham-, berarti itulah saatnya mengalihkan uang anda dari saham tersebut ke saham lain yang masih bertahan di indeks LQ-45.

Zwaig menutup bab ini dengan menjelaskan alternatif lain bagi investor pasif untuk bermain saham yaitu dengan membeli reksadana saham saja. Dalam hal ini, seorang investor pasif harus tetap mengerjakan PR. Sebelum memutuskan untuk membeli suatu reksadana tertentu, investor pasif harus meneliti dulu apa prospek reksadananya, siapa pengelolalanya, bagaimana track-recordnya, saham apa saja yang termasuk dalam portofolio reksadana tersebut, dan lain-lain.

Satu-satunya pengecualian adalah reksadana indeks (misalnya reksadana indeks LQ-45 yang mengikuti indeks LQ-45) yang tujuannya memang bukan memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dari indeks, tetapi benar-benar 100% mengikuti dinamika indeks apa pun yang terjadi. Membeli reksadana indeks adalah cara main saham yang paling aman yang disarankan Graham dan Zwaig bagi investor pasif yang sama sekali tidak ingin-ingin repot-repot menginvestasikan waktu dan energi dalam merencanakan portofolio investasinya.

Malahan saking amannya main saham dengan reksadana indeks, saya berani berpendapat kalau kebanyakan pemain saham akan bosan sendiri melihat imbal hasil reksadana indeks mereka hanya biasa-biasa saja dari tahun ke tahun! Yah, itulah harga yang harus anda bayar jika ingin main saham ala Intelligent Investor tetapi tidak mau repot-repot 'mengerjakan PR'. No pain ya no gain.

Investor pasif juga dapat menerapkan dollar-cost averaging strategy, yaitu berlangganan reksadana secara rutin. Atur saja dengan pihak bank atau perusahaan reksadana agar auto-invest sejumlah tertentu dari tabungan ke reksadana pilihan anda pas tanggal tertentu setiap bulan, misalnya 100 ribu rupiah setiap tanggal 1, atau 500 ribu rupiah setiap tanggal 10, atau 1 juta rupiah setiap tanggal 20 sebagai contoh. Tanpa perlu pusing-pusing, sistem auto-invest ini akan menjamin para rekan membeli lebih sedikit ketika harga saham meroket, tetapi sebaliknya memborong lebih banyak ketika harga saham jatuh. Mudah ya?

Jadi apa pesan moral bab ini? Saya merasa ini cukup jelas bagi para rekan yang memilih menjadi investor pasif. Seorang investor pasif bermain saham dan menang dalam jangka panjang dengan cara-cara yang tidak agresif! Seringkali investor pasif akan membeli lalu menyimpan saham yang telah dia pilih dalam jangka panjang, dan hanya akan menjualnya jika saham tersebut tidak lagi memenuhi kriteria konservatif Graham. Alternatif lainnya, seorang investor pasif tidak akan menghabiskan waktu dan energinya untuk meneliti saham individual secara berlebihan, dan lebih memilih membangun sistem auto-invest yang rutin apa pun yang terjadi. Walaupun terkesan membosankan, cara investasi ini tetap termasuk dalam gaya main saham yang dianjurkan Graham kepada para Intelligent Investor.

2 comments:

  1. Bung perkenalkan saya rokhim, Ijin belajar di blok ini bung willy........ hehehe, sebelum membaca blog ini saya baca blognya bug iyan..... senang sekali saya menemukan anda berdua sebagai panduan saya memahami pasar modal indonesia.... bung willy maaf saya mau ngrepotin... bung saya minta tolong diajari baca candlestick terimakasih banyak....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih atas dukungannya, rekan rokhim. Kapan2 mungkin saya tulis konsep candlestick sederhana. :D

      Delete