Thursday, September 5, 2013

Main Saham ala Intelligent Investor - A Negative Approach to Portfolio Policy for the Enterprising Investor

[Pos ini ©2013 oleh Willy billythepip.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Ulasan ini adalah kelanjutan dari Bab 5, dan mengacu pada Bab 6: A Negative Approach to Portfolio Policy for the Enterprising Investor, hal 133 - 154.

Mari kita mulai bab ini dengan mengingat-ingat lagi apa yang Graham sarankan kepada investor pasif yang ingin bermain saham. Beli saham-saham bluechip, dan simpan selama mungkin. Sederhana sekali ya?

“Bung Willy, saya bersedia meluangkan waktu dan energi untuk benar-benar meneliti portofolio saham saya pribadi. Saya tidak ingin jadi investor pasif. Saya sudah mantap memilih jadi investor aktif!”

Bagus, saya menghormati pilihan anda pribadi. Kedua bab ke depan ini akan membahas cara main saham investor aktif, jadi mohon perhatikan baik-baik. Fokus pada bab ini adalah hal-hal yang TIDAK boleh dilakukan seorang investor aktif menurut Graham, sedangkan bab berikutnya akan membahas strategi main saham seorang Value Investor sejati. Kelihatannya seru juga ya?

Lagi-lagi saya ingatkan, Graham adalah seorang investor yang konservatif, dan bisa jadi larangan-larangan beliau di bab ini akan terdengar keterlaluan. Saya pribadi terus mengingatkan para rekan untuk terus mencari gaya main saham yang sesuai dengan karakter pribadi, dan jangan kelewat picik berkoar-koar "cara main saham saya yang paling benar, dan yang tidak setuju itu memang sudah sesat semuanya!" Ok?

Ayo kita langsung saja straight to the point. Inilah larangan-larangan Graham dan Zwaig bagi seorang investor aktif:

1) Hindarilah obligasi sampah
Obligasi yang berada di bawah peringkat investasi biasanya memang menarik karena menjanjikan tingkat bunga yang relatif tinggi. Namun jangan lupa kalau risiko gagal bayarnya juga tinggi! Tidak ada tapi-tapian, jika anda ditawari obligasi yang jelas-jelas berada di bawah peringkat investasi, silakan langsung ambil langkah seribu!

2) Hindarilah obligasi asing

Untuk yang satu ini masalahnya lebih terletak pada stabilitas ekonomi suatu bangsa. Mungkin para rekan disini masih ingat trilogi pembangunan zaman Pak Harto? Graham disini menekankan bahayanya melakukan investasi pada negara-negara yang ekonominya naik-turun tidak karuan.

Itulah sebabnya pemerintah Indonesia ketar-ketir ketika ada kemungkinan peringkat investasi Indonesia dari lembaga independen Moody akan di-downgrade, karena hampir bisa dipastikan para investor asing akan menarik dananya keluar dari negeri tercinta ini! Yang paling aman memang membeli obligasi asing dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, tetapi itu juga tidak ada jaminan ekonomi mereka akan terus stabil ke depannya.

3) Hindarilah IPO

Saya ingatkan bahwa IPO sangat kental dengan unsur spekulasi dan bukan investasi, jadi tidak apa tapi-tapian juga. Dalam kamus Graham, sungguh omong-kosong benar jika anda membeli saham pas IPO dengan alasan untuk investasi!

Namun harap diingat juga bahwa Graham tidak pernah melarang kita untuk berspekulasi. Yang Graham tekankan dengan tegas pada Bab 1 sebelumnya adalah agar para rekan jangan pernah menipu diri sendiri dengan menganggap anda sedang melakukan investasi padahal yang anda lakukan adalah spekulasi.

Jika anda masih tertarik ingin main saham pas IPO, rekan Iyan sudah menulis tips-tips praktis yang saya pribadi menilai termasuk taktik spekulasi yang intelijen. Tips-tips tersebut bisa anda baca disini: Cara Main Saham IPO untuk Pemula

4) Hindarilah perusahaan yang doyan menerbitkan HMETD

Walaupun biasanya perusahaan mengemukakan tujuan-tujuan ‘mulia’ seperti menambah modal untuk ekspansi bisnis, atau terkadang untuk tujuan yang ‘tidak benar-benar mulia’ seperti menggunakan dana hasil HMETD untuk membayar hutang (kalau dipikir-pikir kebangetan benar, manajemennya yang bikin hutang dan pemegang saham ritel dari masyarakat awam yang seringkali tidak tahu apa-apa yang diminta bayar!), pada akhirnya kita toh dipaksa secara halus untuk membeli lebih banyak saham jika tidak ingin persentase kepemilikan kita terdilusi!

Itulah sebabnya investor legendaris Lo Kheng Hong sama sekali menolak bermain saham perusahaan yang kerajingan melakukan aksi korporasi macam right issue

Lo Kheng Hong, Warren Buffet-nya Indonesia
Source: 'Kontan.co.id'

Waspadalah terhadap perusahaan yang manajemennya sering melakukan aksi yang aneh-aneh. Atau dalam kata-kata Lo Kheng Hong pribadi, yang terutama sekali harus diperhatikan sebelum berinvestasi adalah ‘manajemen, manajemen, dan manajemen’ karena ini menyangkut uang kita!

5) Hindarilah daytrading

Ayo kita benar-benar jujur disini. Di dunia ini tidak ada yang dengan investasi bisa mencetak return berpuluh-puluh kali lipat pada hari yang sama. Zwaig malahan terang-terangan berpendapat bahwa tidak ada itu namanya investor yang bermain saham dalam jangka pendek. Seorang investor sejati akan selalu bermain saham dalam jangka panjang.

Selain itu harap dipertimbangkan juga bahwa setiap kali kita melakukan transaksi beli dan jual, ketika itu juga kita membayar komisi kepada broker DAN pajak kepada negara. Dengan kata lain, sebenarnya kita sudah buntung dari awal!

Itulah sebabnya broker akan dengan senang hati terus menerus mengirimkan data analisis dan rekomendasi terbaru kepada para pemain saham tidak peduli segila apa pun kondisi pasar saat ini, karena tentunya mereka berharap para nasabah akan semakin sering melakukan transaksi dan itu berarti juga komisi yang lebih banyak bagi broker!

Walaupun demikian, saya pribadi berpendapat bahwa trading (ingat Bab 1, trading yang spekulatif jelas berbeda dengan investing!) juga bisa memberikan keuntungan konsisten bagi yang sudah mahir bermain sahamnya. Akan tetapi, para pemain saham pemula sebaiknya bermain dengan timeframe Daily ke atas terlebih dahulu. Baru jika sudah konsisten profit, para rekan boleh bermain dengan timeframe yang lebih rendah. Juga jangan pernah melakukan trading dengan margin dan leverage berlebih-lebihan, apalagi jika para rekan sama sekali belum dapat mencetak profit yang konsisten dari main saham. 

Akhir kata, apa pesan moral dari bab yang penuh larangan ini? Serupa seperti rekannya investor pasif, seorang investor aktif juga sebenarnya tetap memiliki pandangan yang konservatif. Hindari hal-hal yang tidak sesuai dengan cara main saham seorang Value Investor, dan anda akan siap bermain saham aktif ala Graham.

6 comments:

  1. Tips dari Graham dan Zwaig sangat bermanfaat, Mas. Thanks ulasannya.

    ReplyDelete
  2. Sama2, kawan Pelangi. Moga2 bisa bermanfaat bagi kawan2 pemain saham di negeri tercinta ini. :D

    ReplyDelete
  3. Salam kenal bung Willy,..
    saya temukan blog ini secara tidak sengaja,.
    justru inilah yang saya cari, seperti halnya blog parahita, bolasalju, teguh hidayat, dan bung iyan,..
    mengenai point 4, apakah bung willy setuju dgn mbah Graham?
    bagaimana dengan perusahaan yg benar-benar RI untuk ekspansi,.. dan terbukti komitmen mereka kasih dividen rutin tiap tahun?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masalah RI ini memang rada ambigu sih, tetapi harap diingat juga kalau Graham mendasarkan cara main sahamnya berdasarkan analisis kuantitatif. Dilihat dari segi kuantitatif manapun juga, RI selalu merugikan investor, minimal dalam jangka pendek. Dalam hal RI ini, Graham sangat konservatif dan tidak memberikan celah untuk analisis kualitatif.

      Menurut saya, kuncinya disini sebenarnya terletak pada kualitas dan reputasi manajemennya, apakah RI benar2 digunakan untuk ekspansi? Dengan kata lain pengorbanan kecil untuk hasil yang lebih besar ke depannya? Ataukah untuk tujuan lain yang tidak jelas? Saya masih kurang pengalaman, tetapi setahu saya umumnya investor yang mahir akan investigasi ke lapangan lebih lanjut (scuttlebutt) masalah RI ini dan mengambil keputusan berdasarkan kenyataan di lapangan.

      Delete
    2. untuk yang real buat ekspansi, saya berpikirnya, pemilik ingin tambah prosentase kepemilikan, disamping tidak ingin DER naik,.. jadi (mungkin), perusahaan tersebut memang benar-benar bagus,..
      sama halnya dengan case buyback,..

      Delete
    3. Hati2 saja sih. Kalau pure aliran Graham, beliau memang tidak suka RI. Bagusnya sih jadi detektif dulu lihat situasinya.

      Delete