Thursday, January 9, 2014

Main Saham ala Intelligent Investor - Investing in Investment Funds

[Pos ini ©2013 oleh Willy billythepip.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Ulasan ini adalah kelanjutan dari Bab 8, dan mengacu pada Bab 9: Investing in Investment Funds, hal 226 - 256.

Bab ini akan membahas lebih dalam lagi mengenai anjuran Graham bagi para investor pasif. Para rekan masih ingat?

Aduh, apa ya?

Berlangganan reksadana saja, tidak perlu main saham secara langsung. Sudah ingat?

Oh iya. Hehehehehe....

Graham sungguh seseorang yang sangat visioner. Ketika beliau menulis bab ini, reksadana indeks sama sekali belum ada yang menjalankan sampai tahun '70-an. Reksadana secara umum sudah ada, tetapi ketika itu baru ada reksadana tradisional yang dikelola oleh fund manager profesional.

Bahkan ketika reksadana indeks Vanguard 500 -yang berusaha tracking indeks S&P 500 secara konsisten- pertama kali keluar pada tahun 1976, kebanyakan orang mentertawakan dan menganggap Vanguard Group sudah gila. Mana ada investor yang mau menanamkan modal dengan premis return yang pasti 'biasa-biasa saja' kata para analis saham di Wall Street.

Kenyataannya, aset reksadana indeks Vanguard 500 terus tumbuh secara konsisten, dan bahkan berhasil melewati reksadana Magellan pada tahun 2000.
Vanguard vs Fidelity Assets
Sumber: The Wall Street Journal

 
Asal tahu saja, reksadana Magellan adalah reksadana yang paling sukses pada masa keemasannya, dan sempat dikelola langsung oleh super investor legendaris, Peter Lynch. Pak Graham sekali lagi terbukti benar, Value Investor selalu menang dalam jangka panjang. Luar biasa!

Nah, sekarang mari kita mulai dengan merenungkan tiga pertanyaan penting sebelum berinvestasi di Reksadana manapun.
  1. Apakah ada cara yang pasti agar investor bisa meraih hasil di atas rata-rata dengan memilih RD yang tepat?
  2. Kalau tidak bisa, bagaimana agar investor tidak sampai salah pilih dan mendapat hasil di bawah rata-rata?
  3. Apakah investor bisa memilih secara cerdas dari berjibun banyaknya tipe RD yang berbeda-beda?
Secara umum, investasi saham itu memang tidak mudah. Graham percaya kebanyakan orang memang tidak akan sanggup berhasil bermain saham secara langsung, dan lebih baik mereka mempercayakan investasi saham mereka kepada fund manager profesional. Masalahnya disini, biaya-biaya yang dibebankan manajer reksadana seringkali kebangetan mahalnya jika dibandingkan dengan biaya-biaya bermain saham secara langsung.

Selain itu, reksadana tidak akan bisa menjamin return di atas rata-rata setiap saat. Malahan reksadana yang short-term gainnya terlalu besar cenderung tidak konsisten returnnya dalam jangka panjang. Ini karena RD yang super agresif cenderung melakukan aksi spekulatif berlebih-lebihan, dan ini seringkali berakhir dengan mimpi buruk bagi para investor. Di sini Graham percaya bahwa investor yang sekedar membeli reksadana berdasarkan keberhasilan performance di masa lalu adalah investor yang sangat naif dan akan kecewa dalam jangka panjang.

Zwaig disini lalu menguji hipotesis Graham dengan menggunakan data return reksadana dari tahun ke tahun, dan hasilnya cukup mengejutkan. Data Zwaig menunjukkan bahwa nyaris semua reksadana yang dikelola secara profesional memang tidak memberikan return yang di atas rata-rata dalam jangka panjang! Memang benar ada RD yang di atas kertas 'mengalahkan pasar', tetapi jika biaya-biaya reksadana juga diperhitungkan, sebenarnya sebagian besar investor tetap saja akan mendapatkan return yang lebih kecil dari rata-rata pasar.

Disinilah RD indeks memiliki keunggulan. Karena mereka adalah low-cost fund yang dirancang untuk 'sekedar' mengekor pasar, return dari RD indeks pada akhirnya akan berhasil mengalahkan return RD lainnya yang cenderung high-cost, dan itu berarti RD indeks juga berhasil mengalahkan pasar dalam jangka panjang.

Juga jangan lupa bahwa RD indeks memang cocok bagi investor pasif yang tidak bisa mededikasikan energi dan waktu untuk berinvestasi seperti layaknya investor aktif. Dengan mempercayakan permainan saham kepada profesional, investor pasif sebenarnya bisa dibilang 'membeli' waktu luang yang lebih banyak untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat di luar main saham.

Agar lebih afdol, jangan lupa untuk tetap melakukan diversifikasi. Tetap sebar portofolio para rekan dengan berlangganan RD indeks yang berbeda-beda, dan juga antara berbagai sarana investasi lainnya seperti emas, obligasi, SUN, cash, dll untuk semakin mengurangi risiko.

Nah, jadi apa pesan moral dari bab ini? Walaupun cenderung memberikan return yang membosankan, RD indeks yang secara praktis memiliki semua saham pada indeks tertentu akan berhasil mengalahkan kebanyakan RD dalam jangka panjang, dan saya bicara jangka panjang yang benar-benar panjang! Jika para rekan rajin menambahkan dana secara rutin pada RD indeks selama bertahun-tahun, peluangnya sangat besar kalau pada akhirnya para rekan investor akan mendapatkan return yang lebih baik dari profesional sekalipun. Sabar, sabar, dan sabar, dan investor pasif juga akan menang pada akhirnya.

Ulasan berikutnya adalah Bab 10: The Investor and His Advisers, hal 257 – 279. Selamat membaca!

7 comments:

  1. Reksadana atau indeks fund atau ETF bisa menjadi alternatif yang baik bagi investor pasif yang tidak punya waktu atau niat untuk main saham sendiri.

    Nice post.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang sih, tetapi auto-invest RD Indeks sangat amat membosankan sekali jika dibandingkan aktif trading, walaupun seringkali aktif trading yang juga bikin account jebol akhirnya. Manusia memang rada aneh, cenderung memilih opsi yang lebih rumit ketika alternatif yang lebih sederhana namun efektif juga tersedia.

      Saya tidak pernah mengerti akan yang satu itu.

      Delete
  2. Pak willy, saya lihat di infovesta per 17 jan 14 :
    IHSG 1 th 0.31 3 th 24.79
    LQ45 1 th -0.92 3 th 19.77
    Kresna Indeks 45 1 th -2.59 3 th 18.9
    Premier Etf Lq-45 1 th 0.3 3 th 21.4

    simpangannya cukup jauh atau masih wajar klo dibanding dg index acuannya?

    sepertinya Premier Etf Lq-45 cukup menjanjikan ya pak? masalahnya, ini kan RD yg berupa saham, jadi ada resiko likuiditas lebih tinggi dibanding reksadana biasa meskipun saya lihat ada volume besar di sisi bid dan offernya.

    Klo yg Kresna cukup besar pembelian pertamanya plus fee 1%. Masalahnya, penarikannya g fleksibel, hanya bisa cair d bulan2 tertentu. Bagus juga sih untuk disiplin. toh buat long term dan udah pasti kapan mau redeemnya.

    Kira2 bagus yang mana ya pak? Oh, ya. saya tinggal di makassar, sulawesi selatan. Disini belum banyak edukasi investasi saham, untunglah ada blog pak iyan, pak willy dan pak bola salju dan blog lainnya. Tapi pak bola salju udah jarang posting ya...

    Terima kasih...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo mama naunau,

      untuk RD Indeks dan ETF, yang lebih utama disini adalah konsistensi trackingnya. Coba kita pikirkan baik-baik, kalau seandainya RD Indeks / ETF tersebut memberikan return yang menyimpang lebih banyak ke atas, peluangnya juga sama besar kalau RD Indeks / ETF tersebut akan menyimpang lebih banyak ke bawah kan? Jadi kita justru harus waspada kalau RD Indeks kita return-nya bisa lebih tinggi dari indeks acuan. Sedikit-sedikit menyimpang itu tidak apa-apa, tetapi waspadalah kalau simpangannya sudah kebangetan jauhnya.

      Saya pribadi tidak begitu mendalami RD Indeks / ETF, tetapi saya punya rekan investor yang sangat memahami RD, yaitu pak Rudiyanto. Beliau ini juga yang -dulunya, saya kurang tahu sekarang- berperan aktif dalam situs infovesta. Boleh mama naunau baca-baca blog dia dan kontak langsung beliau tentang RD Indeks / ETF agar lebih jelas:
      http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2011/12/03/mengenal-reksa-dana-indeks-dan-etf-1/
      http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2011/12/19/mengenal-reksa-dana-indeks-dan-etf-2/
      http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2012/01/05/mengenal-reksa-dana-indeks-etf-3-apakah-layak-untuk-dimiliki/

      Makassar sepertinya cukup banyak program edukasi saham dari pihak Bursa Efek sendiri. Sudah mama naunau cek di situs IDX? Siapa tahu ada program Sekolah Pasar Modal juga untuk IDX cabang Makassar.

      Pak Bola Salju terakhir setahu saya sedang sibuk pindahan rumah. Saya juga berharap beliau segera kembali aktif blognya karena saya juga banyak belajar dari tulisan-tulisannya.

      Delete
    2. ok pak. tq
      Saya coba nanti email adminnya yg di makassar.

      Delete
  3. Akhirnya saya menemukan penjelasan ETF di sini, Trimakasih bung willy....bung ulasan candlel Stick Belum terbit ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama, Bung Nur. Kapan2 saya akan mulai ulas deh dasar Teknikal dan Candle Stick. Mohon bersabar.

      Delete