Saturday, January 18, 2014

Main Saham ala Intelligent Investor - Stock Selection for the Defensive Investor

[Pos ini ©2013 oleh Willy billythepip.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Ulasan ini adalah kelanjutan dari Bab 13, dan mengacu pada Bab 14: Stock Selection for the Defensive Investor, hal 347 – 375.

Beberapa kolega saya berpendapat bahwa bab ini dan bab berikutnya adalah klimaks dari buku Intelligent Investor, karena pada bab-bab inilah Graham benar-benar menuangkan teknik seleksi sahamnya secara terperinci. Graham memulainya dengan teknik yang lebih konservatif dalam memilih saham-saham tertentu, dan ditujukan bagi para investor pasif.

Saran Graham sangat sederhana. Mulailah dari saham-saham yang tercatat pada suatu indeks tertentu, misalnya indeks Dow Jones Industrial Average atau S&P500. Kalau di Indonesia, kita bisa mulai dengan indeks LQ-45 atau JII sebagai contoh.

Setelah itu, kita bisa menerapkan tujuh syarat statistik untuk saham-saham pada indeks tersebut, yaitu:
  1. Besarnya perusahaan tersebut. Jangan berinvestasi pada perusahaan kecil. Investor pasif harus menghindari saham dari perusahaan yang kapitalisasi pasarnya kecil.
  2. Struktur keuangan yang cukup kuat. Aset lancar dari perusahaan defensif yang kuat haruslah dua kali lipat hutang lancar perusahaan tersebut. Atau dalam bahasa akuntansi, rasio lancar minimal harus sama dengan dua. Hutang jangka panjang tidak boleh melebihi net aset lancar.
  3. Stabilitas laba. Perusahaan harus terus-menerus mencetak laba selama 10 tahun terakhir.
  4. Konsistensi dividen. Perusahaan harus terus-menerus membayarkan dividen setiap tahun selama 20 tahun terakhir.
  5. Pertumbuhan laba. Perusahaan harus sudah mencetak kenaikan laba per lembar saham sebesar minimal 33% dibandingkan 10 tahun yang lalu, dengan membandingkan rata-rata tiga tahunan di awal dan akhir 10 tahun tersebut.
  6. Rasio harga terhadap laba yang relatif rendah. Harga saham tidak lebih dari 15 kali laba perusahaan pada tiga tahun terakhir.
  7. Rasio harga terhadap nilai buku yang relatif rendah. Harga saham maksimal adalah 150% nilai bukunya. Aturan ini boleh rada longgar jika rasio P/E ada di bawah 15, dengan catatan perkalian antara PER dan PBV tidak lebih dari 22.5. Angka 22.5 ini muncul dari perkalian PER x PBV = 15 x 150% = 22.5.
Tujuh syarat statistik ini cukup ketat, jadi akan sedikit sekali saham yang bisa masuk saringan para rekan. Saham-saham yang masuk pada kriteria ini biasanyanya adalah saham dari perusahaan yang nilainya stabil.

Buset, Bung Willy! Bisa setengah mati nih menyortir sahamnya satu per satu. LQ-45 saja ada 45 saham kan??

Tenang, kita kan sudah hidup di abad ke-21. Kita bisa memanfaatkan jasa stock screener yang tersedia cuma-cuma pada banyak situs finansial. Salah satu situs yang sangat baik jasa stock screener-nya adalah Financial Times, dan situs ini termasuk favorit saya dalam memilih saham-saham untuk portofolio saya. Jika para rekan tertarik menggunakan stock screener dari Financial Times, rekan Bola Salju telah mempersiapkan langkah-langkahnya secara elegan di halaman menyaring saham pilihan.

Jangan terlalu kaku juga harus 100% ikut kriteria Graham, cobalah bermain-main sedikit dengan screener tersebut sampai bisa mendapatkan pilihan saham yang sesuai dengan apa yang para rekan inginkan.

Nasihat Zwaig bahkan lebih sederhana lagi daripada Graham. Daripada repot-repot dengan tujuh syarat statistik di atas, beli saja semua saham pada indeks yang kita incar, atau untuk praktisnya ya berarti beli saja reksadana indeks yang kita incar dan simpan selama mungkin. Sekali lagi Zwaig mengingatkan bahwa RD indeks akan konsisten dengan dinamika pasar, juga dengan biaya yang relatif rendah, dan -yang paling penting- hanya perlu sedikit usaha saja dari pembelinya.

Pesan moral bab ini adalah agar investor pasif tidak sok tahu dengan berusaha di luar kemampuannya, karena itu hanya akan menambah risiko yang tidak perlu dan biaya tambahan yang berlebihan. Jika bahkan saran Graham pada tujuh syarat statistik di atas sudah terlalu berat bagi para rekan investor disini untuk mengikutinya, maka tidak ada pilihan lain. Silakan kubur mimpi anda untuk mendapat cuan besar dari investasi saham di pasar modal secara langsung, dan fokus saja berlangganan RD indeks saja untuk ke depannya.

Ulasan berikutnya adalah Bab 15: Stock Selection for the Enterprising Investor, hal 376 – 401. Selamat membaca! 

No comments:

Post a Comment